Jakarta, POJOKREDAKSI.COM – Ketua Umum Gerakan Masyarakat Cinta Jakarta (Gema Cita), Hilman Firmansyah Mendorong Sekda DKI Joko Agus Setyono bersama Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk segera atasi masalah Jakarta.
Heru Budi ingin mengejar target pertumbuhan ekonomi di Jakarta yang mencapai 6,4 persen dimana perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2022 tumbuh 5,25 persen dan inflasi terjaga pada kisaran 3+1 persen. Capaian pada tahun 2022 ini tentunya merupakan kabar baik di tengah prakiraan perlambatan ekonomi pada tahun 2023.
Arah pembangunan Kota Jakarta adalah peningkatan ketahanan kota melalui penguatan ekonomi dan pemantapan kualitas pelayanan dasar. kebijakan tersebut sesuai dengan perencanaan dalam dokumen Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Tahun 2023-2026.
Joko Agus harus mengajak seluruh komponen masyarakat untuk saling berkolaborasi, bersinergi, sekaligus berbagi masukan untuk mewujudkan arah pembangunan Kota Jakarta.
Serta mengajak partisipasi publik untuk memberi masukan untuk menjadi bahan dalam penyempurnaan perencanaan pembangunan Jakarta tahun 2024.
Heru Budi menegaskan Jakarta sebagai kota global perlu sigap dalam mengantisipasi kemungkinan penurunan kondisi perekonomian dampak dari konflik internasional. Menyikapi kondisi tersebut maka ketahanan Jakarta dalam menghadapi berbagai kondisi sangat diperlukan.
program pembangunan daerah yang direncanakan harus mampu memacu pertumbuhan yang berkualitas baik di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Sehingga target pembangunan 2024 tercapai dengan efektif dan efisien. Program prioritas meliputi penanganan banjir, kemacetan, tata ruang, hingga penanganan kemiskinan ektrem dengan target 0 persen di tahun 2024, serta target angka stunting turun di bawah 5 persen.
“Pastikan semua usulan anggaran yang dialokasikan untuk belanja daerah. Tidak hanya mencapai output, namun juga harus mencapai outcome dan memberikan manfaat bagi masyarakat banyak, serta memedomani prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas anggaran belanja.
Juga merumuskan program kegiatan yang berpotensi didanai dengan skema pendanaan atau pembiayaan selain APBD. Dengan demikian percepatan pembangunan daerah dapat terakselerasi.
(Afriyansyah)