POJOKREDAKSI.COM…,
Sesulit inikah rasa.
Sehingga segalanya harus ku baca sebagai isyarat.
Seberapa tulikah hatimu.
Sehingga segalanya harus ku sampaikan dengan isyarat.
Kita terlalu pintar sehingga sibuk membodohi diri masing-masing.
Kita terlalu bodoh sehingga mengukur dalamnya laut harus menyelam ke dasarnya.
Kadang jatuh cinta memberi banyak kegelisahan dari pada ketenangan.
Lihatlah kebisuan ini.
Seperti menggali lubang lebih dalam.
Hanya untuk mengubur diri sendiri.
Seharusnya kita tahu.
Jikalau kita sibuk memperhatikan rambu-rambu.
Yang ada hanya membuat perjalan ini semakin ragu.
Apakah ini pemberontak otak terhadap hati?.
Rasa ini seharusnya menjadi salju, bukan kemarau.
Layaknya ia menjadi sayap bukan jejak kaki.
Ingin ku katakan sekali lagi.
Kau datang atau langkahmu kupatahkan.
Jika kau ragu.
Maka mundurlah.
Keraguan sama halnya seperti engkau berdiam di antara bayang.
Dan jangan sampai kepekaan mengartikan isyarat itu hilang.
Tidak peduli seberapa sering kau berikan.
Selalu saja tampak samar.
Lenyap di telan malam beku.
Tapi semua rasa keacuhan ku singkirkan.
Sehingga kisah kita yang tertatih ini, jangan sampai mati.
Sungguh berat mempermainkan isyarat.
Jadikanku lugu dan kian sekarat.
Sampaikah waktunya nanti ku kan mendarat di hatimu yang tak bersyarat.
Jakarta, 30 April 2017
By : mkf’27