Cirebon, POJOKREDAKSI.COM – Kasus puluhan warga Kota Cirebon yang diduga keracunan makanan menambah panjang rentetan kasus serupa di Indonesia. Korbannya bukan hanya warga awam, melainkan juga para tenaga kesehatan dan keluarganya. Ironisnya, keracunan ini terjadi di saat acara sosialisasi sanitasi di tengah masyarakat. Peristiwa keracunan makanan itu terjadi di Puskesmas Cangkol, Kota Cirebon. Puluhan warga Cirebon mengikuti sosialisasi sanitasi total berbasis masyarakat di Puskesmas Cangkol pada 25-26 Oktober 2024.
Kegiatan itu diinisiasi Institut Teknologi dan Kesehatan Mahardika, Cirebon, dan didukung oleh Pemerintah Kota Cirebon. Setelah kegiatan, warga yang mengikuti sosialisasi itu mengeluh sakit perut, muntah, hingga buang air besar yang terus-menerus.
Sebanyak 44 orang diduga keracunan. Dari jumlah itu, 30 orang di antaranya adalah warga yang juga kader kesehatan beserta keluarganya. Tujuh orang di antaranya adalah petugas puskesmas dan enam lainnya merupakan anggota keluarga mereka. Adapun seorang korban lainnya ialah mahasiswa penyelenggara kegiatan itu. Dari puluhan korban, sebanyak 15 orang, termasuk ibu hamil, harus dirawat di rumah sakit.
Sebelum di Cirebon, kasus keracunan juga terjadi di daerah lainnya, seperti Cianjur dan Bogor, Jabar. Pada April lalu, 56 warga Cianjur mengalami keracunan setelah menghadiri hajatan. Satu di antaranya bahkan meregang nyawa karena keracunan. Lalu, mengapa kasus keracunan ini bisa terjadi dan terus berulang? Erwin Indrakusuma, dokter spesialis mikrobiologi klinik dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, mengatakan, keracunan terjadi karena mengonsumsi sesuatu yang terkontaminasi mikroorganisme berbahaya.
Jamur dan bakteri dapat memicu keracunan. Beberapa jenis bakteri itu ialah E (Escherichia) Coli Enteropathogenic, Shigella, Campylobacter, Salmonella, dan Entamoeba. ”Dalam banyak kasus keracunan makanan di komunitas atau masyarakat, penyebabnya E Coli,” ujar Erwin di Cirebon, Selasa (29/10/2024).
Menurut Erwin, keracunan makanan kerap terjadi jika penganan itu mengandung sesuatu berbahaya, seperti bahan pengawet yang tidak sesuai ketentuan. Cara pengolahan dengan air tidak steril.
(surya asia)
Yuk! baca artikel menarik lainnya di GOOGLE NEWS