Hari Gizi Nasional: Pemuda Katolik Dorong untuk Pemulihan Gizi Nasional di Tengah Pandemi

Wakil Sekjen Bidang Perempuan dan Anak Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Agustina Doren bersama Menteri BUMN Erick Thohir dalam Acara Pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Katolik/Dok. PP PK

Jakarta, POJOKREDAKSI.COM – PANDEMI Covid 19 memberikan dampak yang cukup berat terhadap sektor kesehatan. Ekonomi yang melemah di masa pandemi turut mempengaruhi upaya penanggulangan stunting dan wasting di Indonesia. Fakta problematiknya, persoalan kekurangan gizi masih belum terselesaikan secara tuntas dan berdampak terhadap tumbuh kembang anak-anak dibawah usia lima tahun.

Wakil Sekjen Bidang Perempuan dan Anak Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Agustina Doren, menyampaikan bahwa UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan telah mewajibkan pemerintah untuk menanggulangi kekurangan gizi, salah satunya yaitu dengan upaya perbaikan gizi untuk peningkatan mutu gizi perseorangan dan masyarakat melalui suatu kerangka kebijakan yang tepat guna.

”Dengan kondisi Pandemi Covid 19 yang terjadi saat ini, ibu hamil harus bisa memenuhi kebutuhan gizinya dengan perbanyak sayuran dan protein yang terkandung pada ikan, tahu dan tempe disertai tablet FE yang wajib dikonsumsi selama masa kehamilan. Balita dan Lansia pun demikian, mereka memerlukan pemenuhan gizi yang baik agar sehat”, ujar Agustina.

Agustina juga menyampaikan bahwa persoalan gizi lainya yang perlu di perhatikan adalah defisiensi nutrisi. Beranjak dari persoalan pemenuhan gizi yang belum sepenuhnya tuntas, pemenuhan vitamin D untuk pertumbuhan tulang dan menurunkan resiko infeksi saluran pernafasan serta mampu meningkatkan imunitas.

Wasekjen Pemuda Katolik ini menyerukan kepada ppemerintah agar membuka akses seluas-luasnya kepada kelompok tani dan pengusaha produsen pangan lokal. “Langkah taktis dan praktis yang bisa dilakukan pemerintah adalah memberikan dukungan kebijakan dan kerangka kerja yang menjamin supply pangan lokal yang sehat dan variatif. Kemudan, pemerintah melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan penyeragaman pangan dan monopoli pangan dari kepentingan kelompok tertentu”, jelas Agustina. Menurut Agustina, diperlukan adanya suatu terobosan kebijakan pangan harus berpihak terhadap masyarakat demi tercapainya pemulihan gizi secara simultan.

Laporan: Agustina Doren

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pojok WA