Surabaya, POJOKREDAKSI.COM – Melihat peliknya permasalahan sampah plastik, institut teknologi sepuluh nopember (ITS) surabaya mengadakan penyuluhan pengelolaan limbah plastik menjadi ecobrick bertemakan ” mari berkarya,berkolaborasi dan berkreasi bersama kami ” di kampung 1001 malam,kelurahan dupak,kecamatan Krembangan,Surabaya, Minggu (3/7/2022).
Ecobrick merupakan metode yang di gunakan untuk meminimalisir sampah plastik dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik bersih hingga botol benar-benar keras dan padat.
“Dengan memanfaatkan botol-botol plastik bekas air mineral, bisa dijadikan pot bunga,rak sepatu,rak buku,bahkan bisa dijadikan kursi sofa juga,”kata Sri purwanti
pengurus kampung 1001 malam.
Sri Purwanti mengungkapkan, jika dalam kegiatan ini bisa memberikan edukasi ke pada masyarakat aga bisa memanfaatkan sampah-sampah plastik untuk di Daur ulang menjadi berbagai kreasi ecobrick khususnya bagi warga yang ada di kampung 1001 malam.
“Kegiatan ini bisa mengurangi persepsi negatif yang melekat di kampung 1001 malam, karena sebelumnya kampung 1001 malam dikenal dengan kampung kumuh karena mayoritas penduduknya berkerja sebagai pemulung dan pengamen ,”ungkap purwanti.
“Dengan adanya pengelolaan sampah plastik di buat kreasi ecobrick,bisa mengurangi limbah plastik yang berserakan di kampung 1001 malam,”sambung Purwanti.
Ia pun tak lupa mengucap rasa terima kasih atas penyuluhan limbah plastik menjadi ecobrick dari ITS surabaya yang memberikan cara bagaimana mengelola limbah plastik.
“Sekarang warga bisa manfaatkan sampah -sampah plastik,menjadi barang yang berguna,”tutup Purwanti.
sementara itu kepala devisi social community external affairs departement (SCEAD) HMDS ITS Surabaya Davin Alif iskandar mengatakan,pembuatan ecobrick Selain memiliki nilai jual dan seni yang tinggi, ecobrick juga bisa mengurangi limbah plastik di kampung 1001 malam.
“Diharapkan warga yang telah di bimbing dalam pembuatan Ecobrick ini dapat menjadi penggerak untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi bernilai seni tinggi serta mampu menjadi pioneer dalam mengurangi penggunaan plastik,” kata Davin.
Davin menambahkan,Membuat Ecobrick tidaklah sulit, cukup dengan sampah plastik, gunting, batang kayu sebagai pemadat dan media botol plastik sebagai wadah.
“Botol plastik itu sendiri boleh dengan ukuran beragam dan warna yang bervariasi, yang perlu dilakukan adalah menyamakan ukuran dan botol plastik,”tambahnya.
Ia berharap,jika dalam kegiatan tersebut bisa menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan dengan cara mendaur ulang sampah plastik, serta bisa mengangkat potensi wilayah kampung 1001 malam sebagai taman kreasi ecobrick,
“saya berharap Kedepannya kampung 1001 malam ini bisa menjadi tempat kreasi ecobrick di Surabaya,”pungkasnya.
(Sigit Santoso)