Peringatan Hari Ibu, Agustina: Perempuan Butuh Digital Skills dan Ekonomi Inklusif Bagi Indonesia Maju

Agustina Doren/Dok. Pribadi

Pojokredaksi.com, Jakarta – Peringatan Hari Ibu (PHI) diselenggarakan setiap tahun pada 22 Desember. Wasekjen Bidang Perempuan dan Anak Pengurus Pusat (PP) Pemuda Katolik Agustina Doren mengatakan peringatan PHI merupakan momentum penting untuk merefleksikan kembali sejauh mana peran perempuan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.

Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-94 tahun ini mengusung tema, “Perempuan Berdaya Indonesia Maju.” Sebutnya, tema PHI ini memberi penghargaan tertinggi kepada para ibu yang memiliki peran besar dalam membangun generasi bangsa yang berkualitas.

Agustina menilai tema ini mendudukan posisi perempuan menjadi aktor strategis dalam pembangunan. Tidak hanya pembangunan di desa, tetapi juga pembangunan secara nasional agar dapat mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera.

Peran perempuan, sebutnya sangat terasa saat ini. Peran mereka selain mempercepat kesetaraan dan pemulihan bangsa, juga mendorong adanya kebijakan publik untuk mengatasi unpaid care work, mendorong pemanfaatan teknologi dalam berusaha.

Agustina mendesak kementerian, lembaga, serta organisasi non pemerintah agar semaksimal mungkin meningkatkan partisipasi perempuan dalam ekonomi digital. Peran perempuan pelaku UMKM, aktor wirausaha yang menguasai platform digital, jejaring sosial, penggunaan big data, kreator konten adalah kunci utama pemberdayaan perempuan menuju Indonesia maju.

Menurut Agustina saat ini sosok perempuan tidak lagi harus mengurus urusan domestik semata. Seperti terhalang oleh stigma keluarga bahwa perempuan lebih cocok mengurus keluarga, serta nilai norma budaya. Padahal, perempuan juga memiliki daya serta kemampuan yang setara dengan laki-laki.

Baca Juga :  Kasus Puluhan Warga Kota Cirebon yang Diduga Keracunan Makanan Menambah Panjang Rentetan Kasus Serupa di Indonesia

“Perempuan harus bangkit mandiri secara ekonomi dan memanfaatkan momentum digital ekonomi. Biar perlu tidak hanya menjadi pelaku UMKM, justru bisa menciptakan lapangan kerja luas di era digitalisasi ini,” ujarnya.

Dengan cara ini, lanjut Agustina, akan tampil ekosistem baru bangsa yaitu lahirnya perempuan kompeten di era ekonomi digital untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi, sekaligus mendukung bangsa menuju era Indonesia emas.

Agustina juga mendorong perempuan agar menjadi perempuan digital skills dan ekonomi inklusif. Kemampuan penggunaan teknologi sangatlah penting sebagai tahap awal pengoptimalan ekonomi inklusif dan ekonomi digital. “Maka perempuan perlu banyak belajar tentang kemampuan literasi digital yang baik seperti kemampuan mengakses, memahami, membuat, mengkomunikasikan, dan mengevaluasi informasi lewat teknologi digital.”

Kendati demikian, Agustina mengingatkan akan bahaya penggunaan teknologi. Menurutnya, transformasi digital juga bisa membuka ruang bagi pelanggengan dan intensifikasi berbagai bentuk ketidakadilan gender, terutama bila platform dan regulasi ekonomi digital tidak memiliki sensitivitas gender.

“Saya menilai ini ekonomi digital adalah salah satu fokus PHI ke 94 tahun ini. Selain sub tema perempuan dan kepemimpinan, perempuan terlindungi. Dengan demikian kita mendorong kesadaran permepuan untuk tidak serta merta berpasrah tetapi kreatif dan inovatif di tengah bangsa,”tutupnya.

POJOKREDAKSI.COM

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pojok WA