Semarang, POJOKREDAKSI.COM – Pemuda Katolik akan menggelar Kongres Nasional XVIII di Semarang, Jawa Tengah 12-14 November mendatang. Karena situasi pandemi Covid 19 yang melanda dunia, Pengurus Pusat Pemuda Katolik menggelar Kongres dengan konsep hybrid (perpaduan daring dan luring). Pengurus Komisariat Daerah (Komda-tingkat provinsi) akan mengikuti kongres secara luring. Sementara, Pengurus Komisariat Cabang (Komcab-tingkat kabupaten/kota) akan mengikuti secara daring.
Pelaksanaan kongres juga menerapkan protokoler kesehatan secara ketat. Mulai dari memastikan peserta luring dan panitia sudah mengikuti vaksinasi Covid 19, hingga test PCR. Jadi, dengan mentaati protokol kesehatan, Pemuda Katolik melalui pelaksanaan Kongres ini, memastikan alur konsolidasi dan estafet kepemimpinan organisasi tetap terlaksana sebagaimana mestinya.
Presiden RI Ir.H Joko Widodo diagendakan membuka Kongres ini, serta dihadiri Ketua MPR-RI, Para Menteri, Gubernur Jawa Tengah, dan Walikota Semarang. Selain itu, kongres jua akan dihadiri para alumni, tokoh agama, dewan penasehat, dewan pakar, dan para pastor moderator. Sementara, misa pembukaan akan dipimpin oleh Uskup Agug Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko. Kongres ini akan diikuti oleh 31 Komda dan Lebih dari 200 Komcab.
Kongres Nasional XVIII ini setidaknya memiliki beberapa arti penting.
Pertama, Redefining Moment: Melalui kongres ini, Pemuda Katolik ingin mengevaluasi serentak mendefenisikan ulang eksistensinya bagi gereja, bangsa dan tanah air. Pemuda Katolik menyadari, perubahan internal organisasi adalah syarat bagi laju dan gerak organisasi ke luar. Karena itu tim Steering Committee (SC) telah menyusun draft-draft konsep perubahan organisasi untuk penyempurnaan Angaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga. Pemuda Katolik menyesuaikan diri dengan tuntutan jaman yang terus berubah. Poin-poin perubahan itu antara lain:
- Pembentukan Kepengurusan Luar Negeri
- Pembentukan Organisasi Sayap
- Penambahan “Republik Indonesia” setelah nama
- Sekretariat Organisasi dll
Grand design perubahan ini merupakan satu-kesatuan dengan proses konsolidasi nasional selama dua periode Kepemimpinan dr Karolin Margret Natasa (2015-2018 dan 2018-2021). Selama 6 tahun belakangan, Pemuda Katolik telah memiliki strukutur yang utuh dari tingkat nasional hingga kabupaten/kota, bahkan hingga tingkat desa.
Kedua, Tahun Politik 2024
Selain menyempurnakan internal organisasi, Pemuda Katolik dalam konteks perannya sebagai bagian dari sosial politik Indonesia menyadari, bahwa perlu mendiskusikan Tahun Politik 2024. Dalam konteks demokrasi, Penyelengaraan Pemilu langsung (Pilpres dan Pileg) sangat bagus dalam menumbuhkan kehidupan demokrasi yang lebih partisipatif. Namun, Pemilu Serentak juga telah menimbulkan ekses baru yang berpotensi mengurai keberagaman negara bangsa ini.
Beberapa pesta demokrasi paska reformasi 1999, kerap kali menghadirkan friksi dan fragmentasi karena politik identitas. Hal ini, tentu menjadi ancaman bagi negeri Bhinneka Tunggal Ika ini. Contoh yang paling melekat dalam memori publik adalah adalah pilkada DKI tahun 2017 silam. Indonesia menyaksikan wajah demokrasi yang bisa mengurai, memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada pemilu 2019 silam, potret itu kembali disajikan di hadapan publik.
Tahun Politik 2024 merupakan tahun maha penting. Melihat tren politik pada masa ini, Pemuda Katolik menetapkan beberapa kebijakan organisasi sebagai berikut: (1) Penyelesaian sengketa Pemilu Serentak melalui jalur-jalur yang sudah disediakan: lewat DKPP, Bawaslu, maupun melalui gugatan ke Mahkamah Konstitusi. (2) Kerjasama aparat (Polisi dan TNI) dengan lintas sektoral untuk mengkawal keamanan dan ketertiban jelang, selama dan paska pilpres, pileg dan pilkada. (3) Kerjasama yang konkrit antara ormas-ormas berbasis keagamaan dan tokoh agama. (4) Mempelopori kampanye media sosial melalui konten-konten posisitif dan anti hoax. Tahun Politik 2024 akan menjadi salah satu rekomendasi utama kongres.
Wabah Covid 19 dan Lingkungan Hidup adalah tema penting lain kongres ini. Khusus terkait Covid-19, Pemuda Katolik sejak awal pandemi telah membuat gerakan #Angkat Satu Saudara yang digalakan oleh Satgas Covid 19 Pemuda Katolik yang berada di setiap strukutur organisasi. Satgas Covid 19 ini juga menyalurkan bantuan sosial dan menjadi mitra pemerintah dalam perluasan dan percepatan vaksinasi. Terkait vaksinasi, Pemuda Katolik melalui kongres ini mendorong pemerintah untuk memastikan vakisanasi yang menjangkau pedesaan-pedesaan terpencil. Satgas Covid 19 Pemuda Katolik siap sedia menjadi mitra pemerintah dalam percepatan vaksinasi.
Laporan: Panitia Kongres Pemuda Katolik XVIII