Sambutan Dewan Penasehat Pemuda Katolik Komisariat Cabang Labuhanbatu Utara periode 2021-2024

pemuda katolik labura

POJOKREDAKSI.COM
Kawula Muda Katolik seyogianya harus bangga menjadi KaderPemuda Katolik karena jauh sebelum era kemerdekaan Republik Indonesia, kalua muda Katolik sudah memberi andil dalam peta perpolitikan Indonesia.

Kawula muda Katolik turut memberi andil lahirnya kesadaran nasional akan pentingnya membangun nasionalisme kebangsaan atas asas kebinekaan. Kedaran nasional ini ditandai dengan hari Kebangkitan Nasional tahun 1908 oleh Boedi Utomo dan rekan-rekannya. Gerakan kesadaran ini dikemudian hari berpuncak pada Sumpah Pemuda tahun 1928.

Keberadaan Pemuda Katolik di Kabupaten Labuhanbatu Utara hendaknya memberi warna khas dalam dinamika kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pemuda Katolik hadir bukan untuk membangun dominasi di antara ormas kepemudaan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara melainkan merajut kebersamaan dengan tetap menjaga eksistensi satu sama lain. Prinsip ini didasari oleh kesadaran esensial akan eksistensinya sebagai organisasi kemasyarakatan.

Adelbert Sniders dalam bukunya Manusia Makhluk Paradoks mengatakan bahwa dalam berelasi prinsip pengakuan akan eksistensi orang lain sangat perlu. Aku ada karena engkau ada. Aku dipanggil menjadi diriku untuk engkau. Dalam semangat inilah Pemuda Katolik hadir di Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan warna yang khas dan sekaligus memposisikan diri di antara ormas-ormas lain sebagai rekan sejalan, rekan seperjuangan.

Sukses tidaknya Pemuda Katolik di Kabupaten Labuhanbatu Utara tergantung pada Soliditas yang dibangun di kalangan jajaran pengurus. Soliditas kepengurusan Pemuda Katolik Komisariat Cabang Labuhanbatu Utara perlu senantiasa dipupuk dan dikokohkan. Setiap pengurus harus menyadari keberadaannya di dalam organisasi bukan terutama demi kepentingan dan keuntungan pribadi tetapi terutama demi kepentingan orang banyak yang terakomodir dalam kepentingan organisasi.

Martin Buber, seorang filsuf berkebangsaan Austria, mengatakan ada 3 tingkatan atau model berelasi, yakni relasi aku-itu, relasi aku-dia, dan relasi aku-engkau. Relasi pertama, aku-itu didasari oleh kepentingan. Aku hanya membangun relasi dengan itu (yang lain) sejauh ada kepentingan. Relasi kedua, aku-dia didasari oleh keuntungan. Aku hanya membangun relasi dengan dia (yang lain) jika aku memperoleh keuntungan. Relasi ketiga, aku-engkau didasari oleh kasih pengakuan akan eksistensi yang lain. Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Kabupaten Labuhanbatu Utara sah-sah saja memberi perhatian pada relasi pertama dan kedua tetapi demi organisasi pengurus harus Sampai pada model relasi ketiga. Dengan model relasi ketiga ini, Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Labuhanbatu Utara akan mendapat tempat di hati warga Labura secara umum, dan di hati organisasi kepemudaan/kemasyarakatan lain yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Ini tentunya menjadi modal baik bagi perkembangan Pemuda Katolik di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Baca Juga :  Pemuda Katolik Apresiasi Perubahan Nomenklatur Libur Isa Almasih menjadi Yesus Kristus

Hanya ketika Pemuda Katolik mendapat tempat di hati warga Kabupaten Labuhanbatu Utara dan di hati Ormas Kepemudaan/Kemasyarakatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Pemuda Katolik Komisariat Cabang Labuhanbatu Utara dapat memposisikan diri sebagai salah satu garda terdepan dalam menjaga, merawat, dan memelihara keragaman sebagai jiwa bangsa.

Akhirnya, saya selalu penasihat Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Labuhanbatu Utara mengucapkan Provisiat atas pelantikan. Semoga Pemuda Katolik Komisariat Cabang Labuhanbatu Utara eksis dan jaya di Kabupaten Labuhanbatu Uatara.

(Penulis: Aman Salverius Purba, S.Ag)
Dewan Penasehat Pemuda Katolik Komisariat Cabang Labuhanbatu Utara.

POJOKREDAKSI.COM

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *