Fakfak, POJOKREDAKSI.COM – Rabu, (16/2/2022), Pemuda Katolik Komisariat Daerah Provinsi Papua Barat bersama lembaga Stagingpoint Jakarta mengadakan Pelatihan Menulis dan Jurnalistik di Aula SMA YPPK Santo Don Bosco Fakfak, Papua Barat.
Dalam pelatihan ini, salah satu tema yang disampaikan adalah teknik menulis berita dan teknik wawancara. Menurut salah satu pemateri, Yusti H. Warmanuk, yang paling menonjol di Fakfak bukan cuma kekayaan alamnya tetapi juga semangat toleransi yang dibangun antar umat beragama. Di Fakfak, tumbuh dengan subur semboyan “Satu Tungku Tiga Batu” sebuah semboyan yang ingin menjelaskan makna dari toleransi itu sendiri.
Analoginya, dalam satu tungku sebagai keluarga besar yang memiliki satu marga di Fakfak, terdiri dari berbagai agama. “Di Fakfak kita akan melihat wujud toleransi itu dalam keluarga-keluarga. Satu marga bisa dilihat ada yang beragama Islam, Katolik dan Kristen,” ujarnya.
Ia melanjutkan, “Saya menyadari bahwa toleransi di Kabupaten Fakfak itu lahir dan tumbuh berkembang dalam keluarga. Sebab nilai-nilai keluarga itu mengajarkan orang untuk menghargai perbedaan antar mereka. Dan nilai ini sangat kuat dipertahankan dan dihidupi masyarakat Fakfak,” jelas Yusti yang juga adalah penulis buku .
Sebutnya wartawan senior ini, masyarakat di Kabupaten Fakfak harus menjadi pioner dalam memberi penghargaan terhadap umat beragama, dalam menganimasi sesama warga tentang toleransi, membangun budaya keakraban agar tercipta semangat kekeluargaan, persaudaraan demi Indonesia damai.
Selanjutnya, Yusti juga mendukung program-program pemerintah dalam hal membangun toleransi antar umat beragama. Ia mengatakan pemerintah harus turun tangan dengan program-program pendukung toleransi antar umat beragama termasuk bila ada persoalan terkait toleransi pemerintah harus mencari jalan keluarnya.
“Maka itu, setiap pemerintah harus terlibat dan menjalankan ragam program pengembangan untuk menghidupkan toleransi. Paling penting, katanya, umat beragama lain harus melepaskan ego spiritual, merasa paling benar dari yang lain. Tidak menganggap yang paling benar tetapi hendaknya terbuka kepada umat yang berbeda,” ungkapnya dalam wawancara.
Yusti berharap semua elemen masyarakat Kota Fakfak harus terlibat aktif menyuarakan toleransi antar umat beragama, menolak kekerasan dan tidak ekslusivisme.
Laporan: Alberta Reny Ade Purwanti / Domiknika Sisilia Yunielsa / Elisabet Prensilia Nita/ Fransiska .B. Letsoin / Meylinda Rosari Daudo/ Rahmi Ariyani Rumuar/ Risna Movino/ Selvina Fauwowan/ Trifinda Rettob