Surabaya, POJOKREDAKSI.COM – Dalam mengantisipasi peredaran minuman keras dan kenakalan para remaja Satpol PP Kota Surabaya terus menggiatkan operasi, mulai penyisiran tempat-tempat sepi hingga tak segan membubarkan para remaja yang bergerombol diatas jam 22:00 WIB.
Kepala Bidang Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Satpol PP Surabaya Irna Pawanti mengatakan, untuk giat di utamakan menyisir taman-taman di Kota Surabaya, sebab, pesta miras akhir-akhir ini banyak ditemui petugas di taman.
“Taman dan tempat sepi terus akan kami sisir, karena selama ini itu menjadi tempat para remaja minum miras,” Kata Irna (29/10/2024).
Irna menjelaskan, operasi ini sebagai upaya Satpol PP Surabaya menjaga keamanan dan kenyamanan Kota Surabaya. Juga, melindungi anak-anak muda dari perilaku negatif.
“Kenakalan remaja seperti ini adalah hal yang meresahkan bagi kami. Sehingga, kami setiap hari melakukan patroli Asuhan Rembulan,” Jelasnya.
“Untuk hari Sabtu dan hari Minggu, kami lakukan patroli Asuhan Rembulan dalam skala besar,” tambahnya.
Seperti halnya pada akhir pekan lalu, petugas menjangkau 13 muda-mudi tersebut di dua lokasi yang berbeda. Mereka kedapatan menggelar pesta miras di sejumlah area publik di Surabaya.
“Kami temukan mereka pada dua lokasi yang berbeda. 11 anak kami temukan saat pesta miras di sebuah tanah kosong dekat Rusunawa Tambak Wedi, sedang sisanya kami temukan di Taman Bambu Runcing,” terang Irna.
Masing-masing remaja langsung dibawa ke kantor Satpol PP. Petugas mendata identitas masing-masing remaja.
Dari pendataan tersebut terungkap bahwa delapan di antaranya merupakan para pelajar. “Rata-rata umur mereka masih 13-17 tahun dan mereka masih pelajar,” katanya.
Petugas pun berharap para orang tua ikut berperan dalam mengantisipasi anak bisa jauh dari miras. “Mereka ikut-ikutan teman, dibujuk, hingga terjebak dalam kelompok pesta miras tersebut,” ujarnya.
Satpol PP lantas memanggil orang tua dan pihak sekolah untuk menjemput anak-anak tersebut. “Sehingga kami harap semuanya termasuk orang tua dan pihak sekolah merasa bertanggung jawab terhadap perilaku anak maupun siswanya,” jelasnya.
Orang tua dan lingkungan dapat memberikan pendidikan dan pendampingan sesuai dengan kondisi anak-anak. Orang tua dan sekolah diharapkan bisa memantau perilaku anak-anaknya di media sosial.
Sebab, perkembangan teknologi dan informasi bisa memicu gejolak emosional remaja. Sehingga perlu adanya kontrol orang tua dan sekolah.
“Guru dan orang tua itu harus memiliki strategi pendampingan untuk menghandle putra putrinya sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini,” pungkasnya.
(Sigit Santoso)
Yuk! baca artikel menarik lainnya di GOOGLE NEWS