PJJ Kota Bogor Diperpanjang, Sekolah Tak Perlu Mengejar “Setoran” Bagi Para Murid

Ilustrasi belajar daring
Bogor, POJOKREDAKSI.COM – Kota Bogor masih akan memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi sekolah-sekolah. Hal ini mengingat kasus Covid-19 di Jawa Barat tak kunjung menurun. Sebaliknya, angka kenaikan makin hari meningkat. Kondisi ini tak mendukung pembelajaran tatap muka. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin, kepada Pojokredaksi.com.

Fahrudin menuturkan, kemungkinan belum dibuka sekolah-sekolah dengan kondisi penyebaran Covid-19 yang kian hari meningkat dan masif. Ia menyebutkan dirinya pesimis, pembelajaran tatap muka bisa dimulai dalam waktu dekat. Kondisi yang ada malah memaksa pemerintah untuk sementara menutup sekolah lebih lama dari yang diperkirakan.

“Ini makin tinggi (penyebaran Covid-19). Makanya, belum ada gambaran sama sekali (kapan dan apa rencana tatap muka). Justru semakin mengkhawatirkan. Apalagi kan (prioritas) paling utama kita melihat situasi penyebaran Covid-19 dulu,” ujarnya, Kamis, (21/1/2021).

Menariknya, masa PJJ diperpanjang, sementara pemerintah sendiri belum matang mempersiapkan secara maksimal sistem PJJ sendiri. Fahmi, sapaannya, menambahkan, pemerintah akan fokus terhadap perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran online. “Sebab belum ada alternatif lain untuk membantu “memudahkan” pembelajaran dan mencapai target kurikulum,” tuturnya.

Lanjutnya, “Memang sementara ini tidak ada pilihan lain kecuali PJJ. Karena intinya kita menghindari kerumunan dan risiko terpapar Covid-19 itu. Kita juga terus memperbaiki komunikasi dan membantu kesulitan belajar anak dan mengajar guru,” ungkapnya.

Salah satu yang menjadi fokus perhatian Dinas Pendidikan adalah meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru melaksanakan PJJ. Pihaknya telah mengalokasikan anggaran tersendiri untuk berbagai pelatihan terkait teknologi yang menyentuh tenaga pendidik.

Baca Juga :  Dinas Pendidikan Jatim Siap Tekan Disparitas untuk Setarakan Pendidikan Antardaerah

Walau demikian, Fahri berharap pihak sekolah maupun orang tua tak perlu membenani anak-anak dengan target kurikulum yang luar biasa. Hal ini bisa berakibat pada banyak faktor. Prioritas utama saat ini adalah menjaga kesehatan setiap anak. Fokusnya juga untuk membuat anak-anak bahagia. Tak perlu mengejar “setoran” untuk memenuhi target kurikulum.

“Kita tidak perlu berpikir untuk mengejar taget yang sudah ada. Orang tua dan guru cukup membuat anak bahagia di tengah pandemi ini. Manajemen life skill adalah supaya anak bahagia. Arahkan mereka supaya kreatif di tengah pandemi supaya bisa berbuat sesuatu di rumah. Itu yang paling penting,” paparnya.

Tinus Wuarmanuk

POJOKREDAKSI.COM

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pojok WA