Jakarta, POJOKREDAKSI.COM – Para pengusaha restoran di Jakarta buka suara terkait penerapan PSBB yang ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. PSBB ini berlaku mulai 11-25 Januari 2021.
Menurut para pengusaha kebijakan Anies ini membuat mereka sangat menderita. Mereka mengatakan mendingan sekalian tutup saja restoran itu daripada dibuka dengan beragam pembatasan.
Para pengusaha menyebutkan dengan pembatasan Dine ini hanya 25 persen plus waktu operasional yang cuma sampai pukul 19?00 WIB. Hal ini tentu sangat merepotkan para pengusaha. Pendapatan maksimal mencapai 15-20 persen saja.
“Sudah tentu untuk biaya operasional sehari-hari saja terkadang tidak cukup. Bagaimana dengan modal dan gaji karyawan dan sebagainya,” ujar Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran Emil Arifi, Minggu, (10/1/2021).
Kata Emil, “Kalau saya kira, teman-teman (pengusaha restoran) ini ya, kita malah milihnya lebih baik tutup aja sekalian, kalau buka terbatas pendapatan cuma 15-20% aja dari normal. Uang sewa tempat aja butuh 30% dari pendapatan harian. Belum lagi listrik, gaji karyawan, dan lain-lain,” ujarnya.
Ia melanjutkan, mending tutup, ini kapasitas 50% juga udah rugi, ini lagi diturunkan.
Emil menilai bahwa masalahnya buka datang dari timpangnya pendapatan dan biaya operasional. Kebijakan PSBB terkait kapasitas kantor juga berkurang membuat pelanggan kebanyakan orang kantoran menjadi berkurang.
“Sangat sulit pembatasannya hanya sampai pukul 19?00 WIB padahal itu adalah jam makan malam. Maka tanpa dibatasi pun restoran sudah pasti akan kosong. Kami memilih tutup saja,” sebutnya.
Lagipula ini ya siangnya kan orang kantor Work From Home juga, malam ditutup. “Nggak usah dibatasin aja udah otomatis kosong itu,” ujar Emil.
Tinus Wuarmanuk