Jakarta, POJOKREDAKSI.COM – Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si dan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar kegiatan Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan kepada tiga ratus perempuan-ibu di Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sumba Barat, dan Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pelatihan secara virtual ini digelar bertepatan dengan peringatan Hari Kartini dan berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (21-22/4/2021).
“Tidak kebetulan pada peringatan Hari Kartini pada 21 April ini, saya dan BRSDM KKP melakukan Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan bagi ratusan perempuan-ibu di Kabupaten Rote Ndao, Sumba Barat, dan Sikka. Spirit ibu Kartini menggerakan kita agar meningkatkan kapasitas dan peran perempuan dalam membangkitkan industri kelautan dan perikanan berskala rumah tangga (home industry),” ujar politisi muda PDI Perjuangan yang akrab dipanggil Ansy Lema di Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Hari Kartini, Bangkit dari Bencana
Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan dibuka secara virtual oleh Ansy Lema dan dihadiri Kepala BRSDM KKP Prof. Syarief Widjaja, Kepala Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KKP Dr Lilly Aprilya, Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi Achmad Subijakto, M.Pi dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan dan jajarannya dari tiga kabupaten, tim instruktur dari KKP, dan tiga ratus perempuan-ibu peserta.
Membuka sambutannya, Ansy menyampaikan belasungkawa mendalam terhadap korban bencana alam yang meninggal akibat badai Seroja di NTT. Bencana alam telah menghancurkan rumah, ternak, lahan pertanian, kapal-kapal nelayan akibat banjir, angin deras, dan gelombang. Namun, wakil rakyat asal NTT itu mengajak para perempuan-ibu, penyuluh, dan pegawai dinas kelautan-perikanan di tiga kabupaten itu untuk bangkit dari bencana yang melanda NTT.
“Kita tidak boleh menyerah, putus asa, apalagi kalah. Saya ingat filosofi ikan Salmon: Ikan selalu berenang maju, melompat melawan arus apapun kondisinya, termasuk menghadapi ganasnya ombak. Jangan mundur, pantang menyerah, harus bangkit. Saya yakin, spirit kebangkitan dan inspirasi semangat Kartini mendorong perempuan-ibu mau hadir dalam kegiatan pelatihan ini,” kata Ansy.
Ansy mengapresiasi aksi cepat BRSDM KKP mengadakan Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan di NTT segera setelah bencana. Dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri KKP setelah bencana alam di NTT, Ansy telah mendesak KKP untuk segera melakukan kegiatan-kegiatan pascabencana di NTT agar masyarakat, terutama nelayan NTT cepat pulih dari bencana. Penanganan NTT pascabencana membutuhkan kerja sigap, terukur, tepat sasar.
“Persis, kegiatan-kegiatan seperti ini sangat saya dorong dalam Raker, agar KKP segera bergerak cepat melakukan aksi nyata pascabencana di NTT,” papar Ansy.
Memajukan Industri Rumah Tangga
Menurut Ansy, pelatihan bertujuan memajukan industri kelautan dan perikanan berskala rumah tangga, sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan, juga merupakan terobosan kreatif untuk menggenjot konsumsi ikan di NTT. Maka selama dua hari, para peserta akan didampingi para instruktur untuk mengolah Wonton Ikan, Mini Crispy Ikan, Bon Bon Ikan, dan Rolade Ikan. Ansy berharap, para peserta bisa menjadi wirausaha-wirausaha baru yang mampu memproduksi olahan ikan dengan kualitas dan kemasan yang baik untuk dipasarkan di NTT maupu luar NTT.
“Diharapkan melalui latihan dan transfer pengetahuan ini, para peserta dapat menjadi penggerak kemajuan industri rumah tangga perikanan-kelautan di Sumba Barat, Rote Ndao, dan Sikka. Ibu-ibu bisa membangun industri rumahan dan memasarkan produknya melalui media online atau secara langsung,” lanjut Ansy.
Ketika berada di Komisi IV DPR RI, Ansy mengaku sangat menekankan perubahan perspektif pembangunan kelautan dan perikanan di NTT, yakni dari sekadar tangkap, simpan, jual menjadi tangkap, simpan, olah, jual. Artinya, NTT harus fokus meningkatkan nilai tambah, dengan pengolahan ikan baik dalam industri rumah tangga ataupun dalam skala besar di NTT, karena NTT super kaya ikan.
(Albert Syukur)