Jakarta, POJOKREDAKSI. COM –
Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) akan segera dapat dilakukan asal dengan cara yang paling aman yakni protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim akan memberikan izin diadakannya sekolah tatap muka untuk wilayah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1-3.
“Alasannya, kita tidak bisa terus menunggu hingga pandemi Covid-19 ini tidak ada, walaupun angka-angka kasusnya sudah mulai turun di Indonesia. Tetapi pandemi ini tentunya akan menjadi suatu hal yang berkelanjutan. Insyaallah tidak akan ada seperti varian delta lagi, tetapi tetap saja kita tidak bisa terus menunda pembelajaran tatap muka,” seperti dikutip dalam “30 Minutes with Mendikbudristek, Nadiem Makarim”, Beritasatu, Selasa (17/8/2021).
Menurut kebijakan Nadiem, lanjut dia, saat ini dilakukan penyesuain untuk PPKM level 1-3 melakukan PTM terbatas yang bisa dilakukan sesuai dengan surat keputusan bersama (SKB) 4 menteri yakni 50% kapasitas dari semua sekolah wajib melaksanakan protokol kesehatan (prokes) ketat 3M, tidak ada aktivitas lainnya seperti makan bersama ataupun hal lainnya. Jadi hanya sekolah masuk kelas lalu keluar pulang.
Nadiem kembali menegaskan kegiatan PTM tersebut harus dilakukan rotasi karena hanya diizinkan 50% dari kapasitas yang diperbolehkan. Jadi PTM itu sama sekali berbeda dengan pembelajaran tatap muka sebelum pandemi. Namun hal tersebut tidak memaksa orangtua yang tidak nyaman untuk anaknya tidak mau ke sekolah. Itu adalah hak orangtua mau memilih melakukan PTM terbatas atau masih tetap memilih belajar dari rumah
“Jadi kita harus mulai mempersiapkan diri dan belajar caranya dengan prokes ketat. Ini tentunya tidak memaksa orangtua yang tidak nyaman untuk anaknya tidak mau ke sekolah. Itu adalah hak orangtua mau memilih melakukan PTM terbatas atau masih tetap memilih belajar dari rumah,” ungkap Nadiem.
Tetapi sesuai dengan SKB 4 Menteri yang terakhir kebijakan pemerintah adalah untuk sekolah-sekolah di wilayah PPKM level 1-3 yang tenaga pengajarnya sudah divaksin lengkap, itu mereka wajib membuka opsi pembelajaran tatap muka. PTM digelar agar anak-anak yang paling membutuhkan yang sudah mengalami berbagai macam isu-isu kesehatan mental, kesepian, learning loss bisa segera diselamatkan dengan adanya sekolah tatap muka namun terbatas.
“Jadi itu adalah kisi-kisi kebijakan mengenai tatap muka untuk daerah-daerah yang akan pindah dari zona PPKM level 4 ke level 3 sudah harus mempersiapkan semuanya daftar periksa dan lainnya. Jadi kebijakan itulah yang harus diamati dan untuk orang tua harus siap-siap sekarang ini untuk bisa melaksanakan PTM terbatas meski itu adalah ujung-ujungnya hak mereka,” urainya.
Diakui ada perbedaan PTM sebelum dan saat pandemi terjadi, yakni sangat sulit beradaptasi baik murid-muridnya maupun orangtua dan gurunya untuk menjaga kesenangan, menjaga ketertarikan terhadap materi pembelajaran kalau hanya dilakukan secara daring (Zoom). Apalagi ditambah dengan daerah yang jaringannya tidak stabil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Nadiem menilai dari sisi psikologis anak-anak sudah mulai banyak yang merasakan kesepian, depresi, frustrasi karena harus di rumah saja. Bila hal ini dilanjut terus bisa saja dampaknya permanen dan tidak bisa memberikan kesempatan luas dan makin banyak learning loss dan dampak psikologis yang bisa permanen resiko yang terlalu besar bagi peserta didik.
(Sulaiman)