Jakarta-Pojokredaksi.com-Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati membuka seminar nasional yang betajuk, “Marak PHK Massal, Kita Bisa Apa? “ yang diselenggarakan oleh Vox Point Indonesia, Selasa, 13/10.
Pada kesempatan itu, Handoyo mengajak seluruh warga bangsa untuk melihat polemik terkait omnibus law sebagai persoalan bersama sebagai anak bangsa.
“Jadikan ini sebagai masalah kita bersama. Artinya masalah engkau dan aku. Pendekatan terhadap masalah yang berbeda akan mempunyai perbedaan pula dampak nya,” bebernya.
Lebih lanjut ia menjelaskan cara pandang terhadap omnibus law sangat beragam. Cara pandang ini katanya sangat mempengaruhi argumentasi yang dibangun. Adayang melihat dari sudut pandang Pengusaha, sudut pandang Pemerintah, sudut pandang Buruh/Pekerja.
“Maka masing-masing mempunyai argumentasi yang tidak akan pernah habis. Masing-masing mempunyai alasan pembenaran dari perjuangannya. Kita lihat demo berhari-hari karena hanya memperjuangkan kebenaran sektoral saja,” kata dia.
“Semestinya kita semua harus meninggalkan keegoan dan melihat permasalahan dari satu kesatuan. Masalah kita, masalah engkau, aku, kamu itu sebenarnya adalah masalah bangsa yang satu. Dan bersama kita atur untuk bisa meraih tujuan yang sama, cita-cita yang sama yakni mewujudkan masyarakat adil makmur.”
Handojo menambahkan para pendiri bangsa Indonesia telah memberikan pelajaran kepada masyarakat Indonesia untuk menyerahkan jiwa dan raga demi Indonesia yang satu.
“Demi kemerdekaan anak cucunya kelak, mereka bersatu , tidak ada engkau, tidak ada aku, tidak ada mereka, tapi kita berjuang merebut kemerdekaan untuk Indonesia yang satu,” tegasnya.
Handojo juga mengajak semua pihak untuk terus bersatu dalam menghadapi pandemi corona (Covid-19) dan kesulitan ekonomi.
“Kita semua merasakan bahwa tidak saja Indonesia bahkan sebagian besar negara-negara di dunia sedang melawan pandemi Covid-19. Di satu sisi Covid-19 belum berhasil di taklukkan tetapi dari sisi ekonomi, kita mengalami kemunduran dan kehilangan bisnis bagi para pengusaha,” kata Handojo.
Handojo mencontohkan dengan diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejumlah mall ditutup. Dengan demikian kesempatan berusaha tidak ada dan pengelola mall tidak mendapatkan sewa dari toko-toko.
“Toko-toko tidak mendapatkan apapun karena tidak bisa menjual barang nya. Pelayan toko tidak mendapatkan gaji karena pemikik toko tidak bisa bayar gaji karyawan. Ribuan karyawan toko maupun resto menjadi pengangguran. Dan tidak heran kalau terjadi PHK massal,” tutur Handojo.
Karena itu kata Handojo, setiap persoalan bangsa ini perlu kita tanggapi secara bijak. Perlu partisipasi rakyat, supaya satu persatu masalah yang melanda bangsa ini diselesaikan.
(Abet T)