Surabaya, POJOKREDAKSI.COM – Penempelan Stiker Keluarga Miskin di rumah-rumah penduduk keluarga miskin menjadi polemik di masyarakat kota Surabaya dan para anggota Dewan, Adi Sutarwijono Ketua DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota Surabaya mengkaji ulang kebijakan tersebut.
“Sebenarnya banyak anggota dewan yang terkejut dengan kebijakan ini. Kebiasaan masyarakat kita, walaupun dengan segala keterbatasannya, tidak mau disebut miskin. Kenapa, karena kita masih punya martabat, punya harga diri. Karenanya atribut keluarga miskin itu perlu ditinjau ulang,” kata Adi Sutarwijono. Kamis, (19/1/2023).
Ketua DPRD kota Surabaya yang juga Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, menyebut kebijakan mengenai penempelan stiker di rumah keluarga miskin dinilai tidak sesuai dengan komitmen bersama Pemerintah Kota dengan DPRD.
“Komitmen awal pada pembahasan hanya berupa barcode, saya harap dikembalikan,” ujar Adi.
Apalagi yang menjadi sorotan para anggota dewan adalah warna stiker yang menjadi penanda, karena didominasi warna merah.
“Warnanya pun silakan (dipilih), jangan cuma warna merah. Karena banyak yang menanyakan mengapa warna merah, apalagi di tahun politik. Bisa abu-abu, ungu, atau putih,” kata Adi.
Selain itu, Adi Juga menyoroti pengurangan penerima bantuan makanan bagi para lansia dan anak yatim, dari Pemerintah Kota Surabaya yang datanya berubah.
“Seperti anak yatim yang menerima permakanan sekarang jumlahnya lebih sedikit. Apa indikasi yang menunjukkan mereka ini berubah statusnya, sehingga tidak lagi menerima permakanan. Begitu juga dengan lansia yang tidak mampu,” terang Adi.
Adi mengemukakan pemerintah kota semestinya mengoptimalkan pemanfaatan anggaran dana untuk penyediaan bantuan makanan yang mencapai Rp113 miliar.
“Saya meminta agar anggaran lebih dioptimalkan untuk penyediaan bantuan,” pungkas Adi.
(Sigit Santoso)
