Jakarta, POJOKREDAKSI.COM – Panama baru-baru ini menjadi tuan rumah Our Ocean Conference ke-8 dengan tema “Our Ocean, Our Connection” untuk menyoroti pentingnya pengetahuan sebagai “dasar tindakan dan kebijakan kita untuk memastikan perlindungan laut kita”.
Acara tersebut berlangsung secara terpisah tetapi pada saat yang sama ketika pemerintah nasional mengadakan pembicaraan terobosan yang disponsori PBB di New York di mana mereka menyetujui “Perjanjian Laut Tinggi” baru untuk mengkodifikasi upaya konservasi wilayah laut di luar yurisdiksi nasional.
Paus Fransiskus mengirimkan pesan kepada para peserta Our Ocean Conference yang diadakan di Panama, pada 2-3 Maret, yang dirilis pada Senin dan ditandatangani oleh Kardinal Sekretaris Negara Pietro Parolin.
Hadiah dari Sang Pencipta untuk seluruh umat manusia.
Dalam pesannya, Paus menyoroti pentingnya “kerendahan hati, rasa syukur, dan kekaguman” seperti yang kita sebut lautan “Kita”.
“Berawal dari kontemplasi dan studi, pemahaman kita tentang mekanisme dan keseimbangan lautan yang kompleks dan menakjubkan memungkinkan kita menghargai peran yang mereka mainkan untuk semua orang, bukan hanya masyarakat pesisir.”
Dia mencatat bahwa semua orang bergantung pada lautan dan dianggap sebagai “warisan bersama” umat manusia.
Lautan, tambahnya, diberikan kepada kita “sebagai hadiah dari Sang Pencipta”, dan karena itu kita harus bekerja untuk menggunakannya secara adil dan berkelanjutan untuk mewariskannya kepada generasi mendatang.
Diikat bersama oleh lautan umum.
Paus Fransiskus mendesak para politisi dan pemimpin bisnis di konferensi itu untuk menganut “visi integral ekologi” sejalan dengan ensikliknya Laudato si’.
Dia mencatat bahwa lautan menghadapi sejumlah ancaman, termasuk polusi, pengasaman, dan penangkapan ikan ilegal, serta industri ekstraktif yang baru lahir di dasar laut.
Paus juga mengaitkan banyak tragedi migran yang terjadi di laut lepas dan perlakuan kasar terhadap para pelaut.
Sebagai tanggapan, dia meminta pemerintah untuk mengakui “keterkaitan dan saling ketergantungan antara komunitas dan negara” yang diwujudkan oleh lautan.
“Kita adalah satu keluarga, kita berbagi martabat kemanusiaan yang sama, dan kita menghuni rumah bersama yang harus kita rawat.”
Tiga arah menuju harapan.
Paus selanjutnya menawarkan tiga arah untuk meningkatkan hubungan manusia dengan lautan.
Pertama, katanya, kita perlu mendengarkan jeritan orang miskin dan Bumi, dan oleh karena itu “segera meninjau strategi pertumbuhan berdasarkan limbah dan model konsumsi yang tidak berkelanjutan.”
Kedua, umat manusia perlu bersatu “melindungi dan memulihkan ekosistem laut, pesisir, dan sungai”.
Terakhir, kata Paus Fransiskus, pemerintah perlu menciptakan “sistem tata kelola” yang efektif untuk mengatur dan mengoordinasikan aktivitas di lautan.
“Dengan bekerja ke arah ini,” dia menyimpulkan, -akan selalu ada harapan.
(Sulaiman)