Brebes, POJOKREDAKSI.COM – Nama Heri Laksono (33) tengah menjadi perbincangan masyarakat setelah mengikuti penjaringan bakal calon bupati (bacawabup) di Pilkada Brebes, Jawa Tengah.
Pasalnya pria yang lahir di kampung nelayan, Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, 33 tahun silam ini dibesarkan di keluarga dan lingkungan nelayan.
Apalagi Heri Laksono pernah menjadi Tenaga Kerja Indonensia (TKI), bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Taiwan. Ia melakoni pekerjaan itu selama kurun waktu tahun 2010-1016.
Di tahun 2016 itu, Heri kembali ke kampung halamannya di Desa Kaliwlingi, Brebes. Ia pun memulai usaha kecil-kecilan dengan membuka toko material bangunan. Bahkan, Heri juga sempat menjadi sopir dump truk sampai tahun 2019.
Dengan modal pas-pasan, Heri Laksono nekat menggeluti bisnis properti perumahan komersil di Kecamatan Margadana Kota Tegal.
Bisnis properti yang ia geluti makin moncer hingga tahun 2021 ia membuka komplek perumahan komersil di lokasi kedua, di Desa Pesantunan Kecamatan Wanasari, Brebes.
Tahun berikutnya, ia kembali membuka komplek perumahan di lokasi ketiga di Desa Pejagan Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes. Kini ia pun mulai merambab ke bisnis lainnya.
Selain menekuni bisnisnya, ia juga sering menyisihkan waktu untuk berbagai kegiatan sosial, khususnya membantu kesulitan para nelayan di desanya.
Bahkan ia juga membuat koperasi nelayan sebagai upaya stabilisasi harga hasil tangkapan laut. Heri juga menginisiasi melakukan pengerukan sungai dangkal yang dikeluhkan nelayan secara swadaya.
Sebagai mantan ABK nelayan di Taiwan, ia pun mempelajari bagaimana pengelolaan sektor ekonomi nelayan di negara tersebut. Menurut dia, di kampungnya terlalu banyak birokrasi yang berbelit.
“Tidak semua nelayan itu paham soal birokrasi perizinan melaut dan lain-lain. Kadang kalau nelayan ditangkap petugas di laut, keluarga di rumah yang memberi makan siapa?” kata Heri Laksono kepada media Pojokredaksi.com.
Apalagi persoalan nelayan lainnya saat ini yang dihadapi yakni terkait sulitnya mendapatkan BBM, harga hasil tangkapan laut yang tidak stabil, serta fasilitas sarana dan prasarana pelabuhan yang tidak memadai.
“Saya pernah menawarkan kepada para nelayan untuk membuat pelabuhan modern dengan dana pribadi karena sungai dangkal dan penuh dengan kapal. Tapi belum deal untuk lahannya,” jelas Heri.
Guna meningkatkan kompetensi para pekerja migran, Heri juga membuka Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bahasa Korea, untuk bisa disalurkan ke negara tujuan baik di sektor kelautan, perusahaan swasta, dan lainnya.
“Karena kesulitan-kesulitan nelayan itulah masyarakat mendorong saya untuk mengikuti kontestasi Pilkada Brebes, sebagai bakal calon wakil bupati,” Ucapnya.
(Surya)
Yuk! baca artikel menarik lainnya di GOOGLE NEWS