Jakarta, POJOKREDAKSI.COM – Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia terus berkomitmen menjaga dan merawat Kebhinekaan Bangsa Indonesia. Vox Point Indonesia telah menyatakan tekad dan terus bergerak menjaga nilai-nilai kebangsaan yang termuat dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Sejak berdirinya Ormas Katolik ini 12 Maret 2016, kami para Inisiator dan semua pengurus telah berkomitmen untuk menjaga dan merawat Kebhinekaan. Kami telah menyatakan tekad dan mengajak semua elemen bangsa menjaga kedaulatan bangsa Indonesia. Agar bangsa ini tetap kokoh dan utuh sampai kapan pun,” kata Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati dalam rilis resminya, Jumat (31/12/2021).
Handojo menjelaskan, tekad Ormas Katolik Vox Point Indonesia untuk menjaga Kebhinekaan tidak sebatas slogan Mengembangkan Nilai-Nilai Kebangsaan. Namun, Vox Point Indonesia telah memperaktekannya dengan berbagai upaya yang dilakukan; menjadi sahabat bagi semua orang.
“Vox Point Indonesia mempunyai banyak pengalaman perjumpaan. Bagi kami, perjumpaan merupakan harta yang paling berharga yang mesti terus dirawat. Kita melakukan silaturahmi kebangsaan dengan semua elemen bangsa ini. Semua ini dilakukan untuk mempererat hubungan dan menjaga persaudaraan sebagai sesama anak bangsa. Tanpa perjumpaan, kita hanya bisa berasumsi. Lebih dari itu, perjumpaan akan membawa suasana lebih cair dan kita bisa berbagi pengalaman, ide dan gagasan untuk membangun bangsa ini ke depan,” ujar Handojo.
Ia mengatakan, karya Vox Point Indonesia selama lima tahun ini mungkin tak populer di kalangan publik. Namun, upaya Vox Point Indonesia menjadi penting untuk membuka sekat-sekat perbedaan. Karena kita masih mendebatkan perbedaan. Padahal, kata dia, perbedaan latar belakang bukan menjadi alasan agar kita tidak bersatu membangun bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri, maju dan berkembang.
Ia menyebut Vox Point Indonesia punya cara pandang yang berbeda. Yakni mengharuskan kita semua menjadi sahabat bagi semua orang. Ia menilai, menjadi sahabat bagi semua orang merupakan implementasi dari seruan persaudaraan sebagaimana tema Natal 2021 yakni Cinta Kasih Kristus Menggerakkan Persaudaraan.
“Inilah yang kita harapkan bersama mengeratkan hubungan antara masyarakat Indonesia. Tanpa lihat latar belakang suku, agama, ras golongan bahkan pandangan politik. Semangat persatuan dan persaudaraan harus menjadi semangat kebangsaan, menjadi tema nasional yang harus membumi sampai ke tengah masyarakat. Tema tersebut sangat sesuai dengan keadaan bangsa saat ini. Untuk itu, kita harus menjadi aktor yang bisa menjalin hubungan baik dengan semua elemen bangsa Indonesia,” katanya.
Handojo menjelaskan apa yang dilakukan Vox Point Indonesia terinspirasi dari Paus Fransiskus. Ia menyebut, upaya Paus Fransiskus dalam menjalin dan memperkuat persaudaraan menjadi inspirasi yang harus dilakukan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana diketahui Paus Fransiskus telah mengadakan kunjungan bersejarah ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 3 Februari 2019. Hal ini menjadi tonggak sejarah dalam dialog antaragama untuk pembicaraan tentang toleransi. Dokumen Abu Dhabi berisi tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama.
Paus Fransiskus menegaskan bahwa “iman kepada Allah mempersatukan dan tidak memecah belah. Iman itu mendekatkan kita, kendatipun ada berbagai macam perbedaan, dan menjauhkan kita dari permusuhan dan kebencian.“
Selain itu, kata Handojo, hal lain yang perlu kita pelajari dari Paus Fransiskus ketika mendoakan korban perang di Irak. Ia menyebut kunjungan Paus ke Irak mempunyai nilai yang sangat penting. Paus Fransiskus, kata dia, mengatakan kepada warga Muslim dan Kristen bahwa “persaudaraan lebih awet daripada perang saudara.”
Untuk itu, Handojo meminta semua elemen bangsa agar terus menyatukan tekad menjaga keberagaman. Sebab, kata dia, ancaman serius bangsa Indonesia adalah perpecahan karena polarisasi kepentingan politik, radikalisme, intoleransi dan terorisme.
“Untuk itu, kita perbanyak perjumpaan. Karena hanya dengan perjumpaan, kita semakin akrab dan tentu memberi energi positif untuk membangun bangsa ini. Hanya dengan menyatukan persepsi, kita akan memperkuat persaudaraan. Dan kita optimis bangsa Indonesia bisa maju,” tutup Handojo.
Redaksi