Jakarta, POJOKREDAKSI.COM – Komisioner Komisi Nasional Disabilitas menggelar audiensi bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWl) guna membicarakan berbagai isu terkait aksesibilitas, penghapusan stigma negatif dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas juga pemenuhan hak penyandang disabilitat. Jumat (04/02/2022).
Pertemuan KND dengan KWI yang digelar di Gedung KWI, Cikini, Jakarta Pusat tersebut merupakan pertemuan pertama sejak KND dilantik oleh Presiden Jokowi pada Desember tahun lalu.
Dalam audiensi tersebut, Ketua KND Dante Rigmalia bersama 5 orang anggotanya disambut langsung oleh Ketua KWI, Kardinal Ignatius Suharyo didampingi oleh Romo Siswantoko dan Romo Eko Indiantono.
Kardinal Ignatius Suharyo dalam sambutannya menyambut baik apa yang menjadi visi dan misi KND terkait pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
“Kami sangat berterima kasih kepada KND atas kesempatan mulia ini. Tentu dengan pertemuan ini, kita saling meneguhkan dalam menjawab apa yang menjadi harapan kita bersama terhadap isu-isu disabilitas,” ungkap Kardinal.
Kardinal Ignatius Suharyo turut membagi cerita perjalanan KWI sejak pertama kali berdiri pada tahun 1924 dengan berbagai proses dan dinamika yang dihadapi hingga hari ini.
“KWI akan terus berupaya terus terlibat membangun masa depan Indonesia. Lima tahun lalu kami mencoba mendalami dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan ajaran sosial gereja (ASG) di dalam hidup berbangsa dan bernegara.” katanya.
Dalam mewujudkan hal ini, kata Kardinal Ignatius Suharyo, pada tahun ini, KWI menjadikan lima isu utama yang menjadi konsentrasi dan program-program KWI
“Tahun ini adalah hormat terhadap martabat manusia, kedua, mengusahakan kebaikan bersama, ketiga, solidaritas, keempat, perhatian lebih tehadap saudara/i yang kurang beruntung dan kelima merawat alam ciptaan.” terang Kardinal Ignatius Suharyo.
Menurut Kardinal, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) pada tahun konsentrasi isunya adalah menghormati martabat manusia.
“Saya yakin, bahwa tahun demi tahun, kesadaran untuk menghormati kaum disabilitas semakin tinggi di kalangan gereja katolik. Seperti di Jakarta, akses masuk gereja untuk penyandang disabilitas sudah tersedia, bahkan di dalam gereja, ada tempat khusus paling depan untuk disabilitas.” Katanya.
Ia menilai, hal ini adalah tanda-tanda gereja Katolik mulai sadar dan meminimalisasi stigma negatif terhadap penyandang disabilitas.
“KWI akan siap bergerak dan berkolaborasi bersama KND untuk memberikan yang terbaik bagi para penyandang disabilitas, tentu ini juga merupakan apa yang menjadi konsentrasi dan program dari KWI,” ujarnya.
Sementara, angota KND, Kikin Tarigan menilai ormas keagamaan seperti KWI memiliki struktur yang rapi dari tingkat pusat hingga ke desa-desa.
“Dengan modal ini, KND meyakini bahwa kolaborasi dan kerjasama dalam mendorong pemenuhan hak penyandang disabilitas dapat direspon oleh masyakarat khsususnya umat Katolik. Kami juga sudah bertemu dengan PBNU dan menyampaikan hal serupa.” Katanya.
Kami berharap, katanya, kolaborasi ini akan mewujudkan kehidupan yang inklusif khsususnya penghargaan terhadap penyandang disabilitas.