Papua Mau Merdeka atau Bergabung dengan NKRI Itu Urusan Tuhan


Wamena, POJOKREDAKSI.COM-“Rencana Tuhan Tidak Ada yang Mustahil”. Menurut saya kalau Tuhan merencanakan sesuatu tidak ada yang Mustahil bagi Dia, dan rencana itu tak ada seorangpun yang dapat membatalkan atau menunda, misalnya Kalau Orang Asli Papua ingin menentukan nasib sendiri atau tetap bergabung dengan Indonesia itu Urusan Tuhan bukan urusan manusia atau kelompok manapun. Kalau memang Tuhan Yesus menghendaki Bangsa Papua menentukan Nasib sendiri siapa yang berani membatalkan rencana itu ? atau Tuhan Yesus menginginkan Papua tetap bergabung dengan Indonesia siapa yang bisa menunda ? Silakan menjawab sendiri.

Semua perjuangan membutuhkan waktu dan energi, perlu ketahui bahwa perjuangan yang damai itulah yang dikehendaki Tuhan Yesus, Tuhan mengharapakan berjuang tidak dengan saling baku bunuh membunuh antara satu sama yang lain, hingga sampai pertumpuhan darah.
Tuhan mau supaya semua orang hidup utuh,bebas tanpa ada pertumpahan darah.

Itulah yang Tuhan menghendaki karena Tuhan mengatakan dalam Firman Tuhan bahwa“ Kasihilah sesamamu Manusia seperti dirimu sendiri” ini artinya  bahwa bukan untuk saling baku bunuh di atas Tanah Papua, tetapi Firman Tuhan mengajak kita untuk saling mengasihi satu sama yang lain di tanah Papua dan di manapun  kita berada.

Perjuangan Damai itulah yang Tuhan Yesus menghendaki, bukan saling membunuh itulah yang Tuhan menghendaki, Tuhan sangat membenci ketika orang saling bunuh membunuh dengan tujuan ingin bebas dari penindasan. Perjuangan Penentuan Nasib Sendiri adalah bagian dari  Hak Asasi Manusia, tetapi bukan dengan cara bunuh membunuh satu sama yang lain itulah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.

Dalam perjuangan dengan tanpa pertumpahan darah, pasti Tuhan juga akan menjawab kalau memang Tuhan menghendaki Papua Lepas dari Negara Kesatuan Rebublik Indonesia, siapakah yang bisa menunda atau membatalkan ? Kalau memang Tuhan menghendaki masyarakat Papua bergabung dengan Indonesia siapakah yang akan membatalkan atau menunda ?  Kalau kita pelajari kembalikan dalam Firman Tuhan, Firman Tuhan dapat menjelaskan “ Berdoa sambil bekerja” Sehingga sebagai orang Kristen yang percaya kepada Tuhan  dapat sesuaikan dengan pedoman Firman Tuhan.

Suatu Perjuangan Membutuhkan Kesabaran

Kita semua perlu menyadari bahwa suatu perjuangan sangat membutuhkan kesabaran yang panjang, dan kesabaran itu pasti akan membuahkan hasil yang diharapkan, sesuai iman dan harapan bagi orang Kristen. Sehingga kesabaran itu layak dihormati dan dimiliki oleh semua orang Papua sebagai Orang Kristen yang beriman.

Baca Juga :  Diancam Tembak Mati Oleh Teroris OPM, Kepala Suku Kimak: Jangan Takut, TNI-Polri Jaga Papua

Sebagai Orang Kristen perlu dicontohi jejak dan pengalaman Tuhan Yesus Kristus Ia memiliki kesabaran yang luar biasa, sekalipun Ia mengalami Penghinaan, Penyiksaan, Pemukulan, Penganiayaan sekalipun Ia di ludahi, hingga  sampai  Ia dibunuh oleh orang-orang yang tidak senang dengan Dia. Sebagai Manusia Ia juga telah mengalami kelelahan, ketika Ia diseret oleh penjahat-penjahat orang Farisi ke pengadilan tinggi.

Niat jahat tentara Farisi dan ahli-ahli taurat yang hendak membunuh Tuhan Yesus Kristus, sehingga Raja Damai itu digiring ke meja hijau hingga sampai Ia dibunuh dan disalibkan di gunung Golgota, karena Ia adalah Raja Damai, karena Raja  Ia kembali bangkit dari antara orang mati pada hari sabat dan naik ke Sorga. Oleh kerena itu kesabaran yang telah dimiliki Tuhan Yesus, sebagai contoh yang baik bagi Orang Asli Papua dan semua orang di Papua layak untuk mencontohi-Nya.

Jangan Ada Pertumpaan Darah di Tanah Papua

Manusia yang ada di muka bumi ini, adalah Ciptaan Tuhan Allah yang sangat indah dan Mulia, yang merupakan sebagai Gambar dan rupa Allah sendiri. oleh sebab itu semua manusia yang ada di muka bumi ini layak untuk dihargai dan di hormati serta menjunjung tinggi Nilai-nilai kemanusiaan yang dianugerahkan oleh Allah. Sehingga semua orang memiliki rasa bebas untuk hidup berkarya di atas tanah Papua, tanpa mengalami kekerasan peetumpahan darah. Sehingga  semua orang rasa memiliki kebebasan.

Karena Tanah Papua, tanah yang diberkati Injil, oleh karena itu barang siapa yang membunuh dan menghilangkan Nyawa manusia yang merupakan sebagai ciptaan Tuhan Allah, orang itu menghina dan mencederai ciptaan-Nya, dan kemudian ia akan menanggung resiko di akhir Zaman.


Berjuang Tanpa Kekerasan

Perjuangan tanpa kekerasan dan mengorbankan rakyat adalah suatu wujud yang mulia, berjuang damai itulah yang dikehendaki Tuhan, tanpa kekerasan juga akan mencapai cita-cita yang mulia untuk mencapai harapan dan impian yang diimpikan.

Kekerasan akan berdampak buruk dan merugikan banyak orang dari pelbagai pihak, sehingga  semua orang akan merasakan hidup dengan tidak Rasa Aman dan akan merasa terganggu, dalam proses menjalani hidup dengan tenang.

Tanpa kekerasan Tuhan akan mencampuri dalam perjuangan Damai, tetapi juga perlu ketahui bahwa perjuangan kekerasan dengan bertumbah darah, itulah yang sangat dibenci oleh Tuhan, dan memperpanjang perjuangan untuk mencapai harapan dan cita-cita.

Baca Juga :  Markas OPM Satu Persatu Berhasil Dikuasai TNI-Polri, Egianus Kogoya Makin Terdesak

Namun yang lain, juga memperjuangkan perjuangan dengan kekerasan fisik misalnya perang, yang akan mengakhiri dengan pertumpahan darah lalu mengabaikan perjuangan Damai, untuk mencapai tujuan dan harapan yang diimpikan, akan tetapi pejuang itu tidak pernah sadar bahwa perang akan memakan korban jiwa yang luar biasa seperti yang terjadi sekarang di Papua

Kekerasan di Papua Akan Diciptskan Oleh Orang Papua Sendiri

Kekerasan di Papua akan diciptakan oleh Orang Asli Papua sendiri, dan ini telah nyata dan ada didepan mata kita, yang sedang kita lihat adalah Orang Asli Papua yang  lain sedang dibekap oleh pihak ketika lalu mereka itu menyatakan Indonesia harga mati. Orang Asli Papua, yang lain tetap ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan berbeda pandangan dari kedua kelompok ini masing-masing punya kepentingan untuk Papua.

Kedua kelompok yang dimaksud akan menciptakan lahan konflik Horisontal, Lahan yang sedang menciptakan oleh pihak-pihak yang punya kepentingan, dan lahan ini sedang menjadi subur,  dengan cara orang asli papua akan diperalat untuk demi kepentingan.

Dengan kepentingan yang dimaksud persatuan dan kesatuan yang hakiki, kokoh dan kuat yang dimiliki oleh orang Asli Papua akan menuju kehancuran, yang berdampak masyarakat sipil akan mengalami korban jiwa melalui perang  konflik horizontal antara Orang Papua sendiri, artinya suku makan suku atau ras makan ras.

Masyakarat Papua Membutuhkan Kedamaian

Orang Asli Papua dan Non Papua, sangat membutuhkan kedamaian dan ketenangan, semua orang ingin hidup dengan tenang dan bebas di atas Tanah Papua, oleh sebab itu masyarakat Asli Papua dan masyarakat Non Papua perlu menyadari bahwa tanah Papua ini telah dan sudah diberkati Injil.

Sehingga kita mengharapkan di atas Tanah ini tidak perlu ada pertumpahan darah, yang selalu saja terjadi di atas Tanah ini, yang selalu dialami oleh Orang Asli Papua dan juga  Non Papua,  dan menurut saya Orang Asli Papua dan warga non Papua tidak rasa memiliki kedamaian dan ketenangan untuk hidup bebas di Negerinya sendiri tanpa ada kekerasan.

Orang Asli Papua yang hidup di atas tanah Papua, seperti tamu dan bukan sebagai pemilik Tanah Papua, Orang Asli Papua selalu mengalami Kekerasan dan bertumpahan darah, mereka tidak bisa dihargai dan dihormati pemilik di Negeri ini, selalu mengalami kekerasan, ancaman, teror, dan penangkapan disertai dengan penyiksaan, hingga sampai ditingkat penghilangan Nyawa.

Baca Juga :  Mahasiswa Asal Pupua di Jateng gelar Kerja Bhakti Bersama TNI-Polri

Kalau saya bicara mundur dan menceritakan sedikit terkait keberadaan masyarakat Kabupaten Nduga, yang telah mengungsi kemana-mana, dan meninggal di daerah orang lain, atau Kabupaten lain, bahkan sampai hari ini, anak-anak tidak sekolah, sehingga hak mereka untuk sekolah dengan bebas telah merasa kehilangan, karena sekolah tidak aktif, karena kampung mereka telah dikuasai oleh TNI/POLRI dan selalu perang dengan TPNPB.

Masyarakat Papua Hidup Majemuk

Pemerintah Rebublik Indonesia, jeli melihat kondisi dan situasi diakhir-akhir ini di Papua. Kondisi Hak Asasi Manusia di Indonesia timur sangat memburuk,  penembakan terus menerus terjadi dimana-mana, akses ruang menyampaikan pendapat juga dilarang oleh aparat TNI/POLRI. Sehingga Masyarakat Papua, macam tidak punya hak untuk menyampaikan pendapat secara terbuka dan transparan sebagai Warga Negara Republik Indonesia,  orang Asli Papua selalu saja mengalami tekanan, intimidasi, Penangkapan, teror, dan di tahan.

Orang Asli Papua, sedang diaduh domba oleh Orang-orang tertentu, yang punya kepentingan, sehingga menurut saya sebagian masyarakat Orang Asli Papua akan menjadi lahan bisnis, bagi orang-orang yang punya kepentingan, yang ingin menghancurkan dan mengorbankan Orang Asli Papua Barat. Dengan situasi yang semakin memburuk saya yakin bahwa Warga masyarakat Non Papua juga hidup tidak akan rasa tenang, tetap mereka akan selalu mengalami rasa takut hidup di atas tanah Papua.

Sehingga rasa takut itu selalu akan diselumuti setiap saat, kondisi ini perlu dipahami oleh aparat TNI/POLRI dan juga TPNPB Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Sehingga masyarakat yang selalu mengalami rasa takut itu memiliki hak rasa aman dan bebas berkarya di atas Tanah Papua

TNI/Polri dan TPNPB Silakan Perang di Lapangan Terbuka

Demi kepentingan kenyamanan bagi masyarakat sipil di tanah Papua, anggota TNI/POLRI dan TPNPB, silakan mengatur waktu dan Jadwal untuk perang terbuka, sehingga kami mengharapkan masyarakat sipil yang tidak tau masalah dan tidak punya senjata, tidak mengalami korban jiwa, silakan perang terbuka di hutan tempat dimana tidak ada manusia.

Selama ini saya mengetahui persis bahwa TPNPB selalu melakukan penyerangan terhadap TNI/POLRI di dalam Kota, karena anggota sedang berada dilingkungan di mana masyarakat berada, dampak dari penyerangan yang dimaksud masyarakat sipil yang tidak punya senjata selalu mengalami korban jiwa, korban penyiksaan, korban penangkapan dan korban penahanan.

Theo Hesegem (Pembela HAM, Wamena, Papua)

POJOKREDAKSI.COM

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *