Soal Tiup Terompet Tradisi Yahudi, Budiman Sudjatmiko Perlu Pengetahuan yang Luas Soal Agama

Jakarta, POJOKREDAKSI.COM – Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko memberi balasan menohok kepada pencerahan Ustaz Abdul Somad alias UAS yang mengatakan orang muslim dilarang ikut meniup terompet karena tak sesuai dengan aturan dalam Islam.

Pernyataan UAS menjadi sorotan menjelang momen pergantian tahun. Bukan tanpa sebab, ceramah UAS 2018 silam tentang boleh tidaknya seorang muslim ikut merayakan tahun baru lagi-lagi ramai diperbincangkan.

Dalam ceramahnya, UAS menegaskan bahwa, tradisi merayakan tahun baru masehi bukan tradisi umat Islam. Oleh sebab itu, seorang muslim disarankan untuk tidak merayakan tradisi ini apalagi dampai-sampai meniup terompet yang menurutnya adalah tradisi Yahudi.

Soal materi penceramah ini, Budiman lewat Twitternya mengurai beberapa barang yang juga masuk dalam budaya orang-orang Yahudi maupun agama timur non Islam lainnya.

Budiman sendiri tak satu suara dan memang menentang pernyataan UAS. Menurutnya, orang-orag Yahudi juga memiliki tahun barunya sendiri, bukan mengikuti kalender Masehi.

Bedug yang ditabuh itu juga tradisi Buddhisme dan agama-agama timur lainnya. BTW, tahun baru Yahudi itu bukan 1 Januari. Mereka punya sendiri, namanya Rosh Hshanah. Oh ya, sunat itu juga tradisi Yahudi. Juta tak makan daging babi,” tulis Budiman Sudjatmiko.

Leih menohok lagi, Budiman menegaskan pentingnya pengetahuan sosial yang baik agar pemahaman juga menjadi menyeluruh. Berilmu di massa media sosial ini sangat penting untuk memberi pemahaman yang memberi dampak positif kepada semua orang.

Tuips… Tak berpengetahuan dan tak berilmu di era media sosial ini sungguh berbahaya. Dulu ketidaktahuan mungkin cuma berdampak di keluarga atau lingkungan terbatas. Tapi di era medsos ia berdampak luas. Hati-hati,” ujar Budiman Sudjatmiko.

Ia melanjutkan, “Jangankan niat tanpa ilmu, niat baik tanpa ilmu pun bisa menimbulkan petaka. Terlebih era di media sosial. Tapi era medsos juga memberimu kesempatan belajar seluas-luasnya dan mengerti sedalam-dalamnya. Gratis pula. Asal mau, kecuali situ tidak tahu malu.”

Baca Juga :  Asisten Perekonomian dan Pembangunan Hadiri Wisuda Sarjana XXVIII UNA

Budiman menyayangkan sikap dan cara UAS dalam memberi pemahaman kepada masyarakat. Menurutnya, UAS jangan sembarangan mengeluarkan pernyataan yang pada akhirnya berpotensi membuat orang bertengkar.

Ia juga meminta kepada umat Islam agar tidak sekadar mencari kebenaran lewat mimbar agama lewat ceramah, tetapi lewat berbagai sumber.

Tinus Wuarmanuk

POJOKREDAKSI.COM

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *