Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti Ngantor Menggunakan Sepeda

reni astuti surabaya

Surabaya, POJOKREDAKSI.COM – Tampil sporty mengenakan kaos Jersey hitam sambil mengayuh sepedanya Reni Astuti Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya dengan penuh semangat menuju kantornya, meski Kota Surabaya beberapa hari terakhir diguyur hujan.

Reni juga mendorong Pemerintah Kota Surabaya agar menghimbau para ASN untuk bersepeda sebagai sarana tranportasi ke kantor maupun aktivitas lainya, agar Surabaya menjadi ramah bagi para pecinta sepeda.

“Malah seger ya, jalanan jadi basah, cuma memang lebih hati-hati karena licin khawatir kepleset, yang jelas tidak kena macet,” ucap Reni. Sabtu, (18/6/2022).

“Saya mengajak dan mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menjadikan Surabaya kota ramah pesepeda,” sambung Reni.

Reni mengatakan saat ini banyak komunitas sepeda di Kota Pahlawan itu bisa dilihat dari banyaknya para pengguna sepeda yang berkumpul pada gelaran car free day ( CFD ).

“Tentu kita berharap para pengguna sepeda ini juga bisa melakukan aktivitas bersepedanya ketika kegiatan kerja misalkan,” katanya.

Meski demikian, mereka masih terlihat jarang bersepeda untuk ke kantor itu lantaran support system untuk biker belum cukup memadai. Tak hanya itu, saat ini juga belum ada moda transportasi massal yang mendukung aktivitas bike to work.

“Kalau sepedaan jarak jauh itu juga perlu didukung moda transportasi massal, misalkan dari naik sepeda, lalu berpindah naik Bus Suroboyo, ini harus di-support antara halte Bus Suroboyo dengan tempat parkir (sepeda) yang aman,” jelasnya.

Reni pun berharap ke depan Pemkot Surabaya dapat menambah jalur-jalur sepeda ke pinggiran-pinggiran kota dengan memperhatikan kelayakan infrastruktur jalan.

Baca Juga :  Amankan PSU, Polrestabes Surabaya Siagakan 620 Personel di 10 TPS

“Jalanan-jalanan ketika anak-anak sekolah menuju ke sekolah, itu juga perlu di-support,” ungkapnya.

Reni menilai diperlukan Peraturan Wali Kota (Perwali) untuk semakin memantapkan upaya mewujudkan Kota Surabaya yang ramah bagi para pengguna sepeda.

“Sehingga seluruh elemen, seluruh stakeholder support kepada para pesepeda, misal ruang-ruang publik, kemudian sekolah, pasar, toko modern disediakan tempat parkir yang aman, dan tentunya kalau bisa gratis, sehingga semakin banyak pengguna sepeda di Kota Surabaya,” jelasnya.

“Kalau kita punya semacam aturan atau Perwali misalkan, kita juga bisa kasih reward para pesepeda, misal kita dorong kantor-kantor, sekolah gitu ya yang siswanya menggunakan sepeda, begitu juga para pekerja diberi penghargaan,” sambung Reni.

Reni menambahkan pihaknya juga menyarankan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya agar memiliki data warga Surabaya yang merupakan komunitas gowes maupun para pengguna sepeda.

“Ini harus kita ketahui agar semakin melengkapi kajian-kajian yang dilakukan Pemkot,” tambah Reni.

“Jadi tahu siapa dan domisili mana untuk apresiasi para pesepeda dan memberi dukungan infrastruktur. Misalnya dari Sukolilo, Rungkut, Benowo, Tambaksari, Wonokromo, Gubeng, Bubutan, atau mungkin kecamatan-kecamatan lain yang di sana banyak warganya menggunakan sepeda, ya di-support infrastrukturnya,” lanjut Reni.

Terkait hal ini, Reni pun menyebutkan alasan Kota Surabaya perlu menjadi kota yang ramah bagi para pengguna sepeda. Hal ini tak lain sebagai sebagai upaya integratif untuk mewujudkan sistem transportasi massal.

“Akan sangat terbantu kita mewujudkan sistem transportasi massal ketika semakin banyak warga yang menggunakan sepeda untuk beraktivitas, kemudian bersepeda ini ramah lingkungan dan menyehatkan,” jelasnya.

“Jadi kalau taraf kesehatan warga Kota Surabaya semakin meningkat, maka anggaran untuk pelayanan warga yang sakit dapat dialihkan untuk semakin menyehatkan Kota Surabaya, semoga mendapatkan perhatian,” tutupnya.

(Sigit Santoso)

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *