Rote, POJOKREDKASI.COM – 12 tahun berjuang melawan PTT Exploration and Production Australia melalui meja hijau, para petani rumput laut di wilayah Rote Ndao akhirnya dinyatakan menang oleh pengadilan Australia.
Pada 21 Agustus 2009 silam terjadi ledakan di Blok Atlas kilang minyak Montara milik PTT Exploration and Production di wilayah laut Australia. Ledakan menyebabkan pencemaran laut hingga ke wilayah laut Rote Ndao di wilayah Indonesia selama 74 hari.
Pencemaran minyak di lautan menyebabkan kerugian besar bagi para petani rumput laut di Rote Ndao. Ditakser Kurang lebih 15 ribu petani rumput laut dirugikan.
Merasa terlalu dirugikan, pada 3 Agustus 2016, Daniel Sanda asal Kab. Rote Ndao mewakili 15 ribu petani yang lain mendaftarkan gugatan terhadap PTT Exploration and Production kepada pengadilan Federal Sydney Australia. Ia ditemani pengecaranya Ferdi Tanoni datang ke pengadilan mendaftarkan gugatan tersebut. mereka menuntuk perusahan ini harus bertanggung jawab atas kejaadian yang menimpa usaha mereka.
12 tahun berjuang, akhirnya pada Jumat (19/03/2021), melalui putusan yang dibacakan oleh hakim tunggal David Yates, dihadiri Pengacara Ben Slade dari kantor pengacara Maurice Blackburn, rakyat NTT yang diwakili Daniel dinyatakan memenangkan gugatan.
Hakim David Yates memerintahkan perusahaan tersebut membayar Daniel kompensasi senilai Rp253 juta rupiah beserta bunga, atas hilangnya pendapatan dari budidaya tanaman rumput laut yang hancur karena pencemaran minyak. Hakim juga masih menunggu masukan lebih lanjut untuk menentukan berapa banyak petani rumput laut lain yang dirugikan dalam kasus ini dan berapa kompensasi yang harus diterima.
“Perkara ini adalah rakyat NTT melawan PTTEP Australasia yang dimenangkan oleh rakyat NTT, dipimpin Daniel Sanda dari Rote,” ungkap Ferdi kepada Kompas.com, Senin (22/3/2021).
Ignas Fernandez
