POJOKREDAKSI.COM – SEJAK Sabtu, (19/4/2021), kobaran api terjadi di tumpukan ban bekas di Jalan Raya Bojongnangka, Desa Bojongnangka, Kecamatan Gunung Putri, Bogor. Tumpukan sampah ini milik seorang tokoh masyarakat Gunung Putri Alm. H Maman Daning.
Memasuki hari kelima, anggota Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor terus berjibaku memadamkan kobaran api yang terjadi di tumpukan ban bekas itu. Dari pantuan Pojokredaksi.com pada Jumat, (23/4/2021), pukul 22.00, asap hitam masih melambung tinggi di angkasa.
Tim Damkar dan relawan baik dari Ormas di wilayah Gunung Putri seperti Pemuda Pancasila, BPPKB, Maluku Satu Rasa, maupun aktivis lingkungan hidup terus mengupayakan pemadaman asap yang mengganggu.
Ketua Ormas Pemuda Pancasila Desa Bojongnangka Kornelis Orun menyebutkan bahwa Pemuda Pancasila dan ormas lainnya juga turut serta dan terlibat aktif dalam upaya memadamkan asap yang keluar dari pembakaran ban bekas. “Kita berpikir ini adalah tanggung jawab kita semua yang berada di Gunung Putri,” sebutnya.
Bermodalkan 26 unit mobil pemadam kebakaran, petugas Damkar masih terus melakukan upaya pemadaman. Petugas juga melakukan pendinginan dengan cara menyemprotkan air ke sejumlah titik api yang masih menimbulkan kepulauan asap.
Meskipun pemadan kebakaran sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjinakkan api dan asap yang mengepul, tetapi usaha ini belum berhasil. Kepulan asap dan kobaran api berukuran sedang masih terlihat di sejumlah titik di lokasi kebakaran.
Parahnya akibat pembakaran ban itu warga sekitar kejadian mengeluh sesak napas. Akibat bau pembakaran ban yang menyenggat. Warga sudah berusaha menggunakan masker, tetapi bau bakaran ban sangat menyenggat. Di perumahan Villa Permata Mas 1-3 Gunung Putri, serta warga yang rumahnya di sekitar jalan Bojongnangka sangat merasakan dampak terburuk dari asap dan bau bakaran ban itu.
Hal ini disampaikan seorang warga perumahan Villa Permata Mas I, Ahmad M kepada Pojokredaksi.com. Ia menuturkan sejak kejadian itu, hal yang merugikan adalah jalan Bojongnangka sebagai satu jalan utama menuju Citereup, Gunung Putri, Cikeas, Cibubur, dan Cibinong, terputus. Masyarakat terpaksa harus mengambil jalan lain yang sempit dan itu mendatangkan kemacetan.
Seorang petugas Damkar Ridwan S ditempat kejadian menyebutkan Damkar sudah mengupayakan pendinginan untuk mengantisipasi kemunculan api, jika angin berembus kencang. Meskipun ada titik-titik kepulan asap tanpa api, petugas tetap melakukan penyemprotan untuk mencegah kemunculan api kembali.
“Meski sempat beberapa kali membuat kobaran api mengecil hingga padam, namun api kembali muncul lantaran banyak bahan yang mudah terbakar,” sambungnya.
Ia melanjutkan, “Kemarin kita sempat berhasil sedikit menjinakkan apinya, tapi karena ini tumpukan ban bekas, kemungkinan yang berhasil kami padamkan itu bagian atasnya saja, dan ternyata bagian bawahnya masih ada bara api, makannya saat angin berhembus api muncul kembali,” katanya.
Warga berharap, pemerintah Desa Bojongnangka dalam koordinasi dengan pemerintah Kabupaten dan Provinsi untuk segera mencari solusi terbaik. Tetapi paling penting, jangan sampai ada kejadian yang sama seperti sekarang ini.
Tinus Wuarmanuk