Pembangunan Jalan Aek Kota Batu – Batas Tobasa di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Diduga Asal Jadi!

proyek infrastrukrur labura

Labura, POJOKREDAKSI.COM – Pembangunan infrastruktur Jalan Aek Kota Batu – Batas Tobasa di Kabupaten Labuhanbatu Utara diduga asal jadi, tanpa melihat kondisi dan keberadan pembuatan ruas jalan. Wartawan Pojokredaksi.com yang berada langsung di lokasi melihat kondisi ruas jalan memprihatikan, karena banyak material akibat longsor menutupi sebagian badan jalan yang sedang dikerjakan. Serta beberapa bagian berupa tebing coran dan pondasi bahu jalan yang baru dibangun ambrul akibat longsor.

Tertera di papan proyek pekerjaan peningkatan struktur jalan provinsi ruas Aek Kota Batu – Batas Tobasa di Kabupaten Labuhanbatu Utara ini bernilai Rp.21.369.347.000,- yang bersumber dari dana DAK 2021 Provinsi Sumut. Untuk pelaksana teknis adalah Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi UPT Jalan dan Jembatan Rantauprapat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dengan Kontraktor PT. Ayu Septa dan Konsultan CV Prima Rancang.

Lanjut dalam memperhatikan papan proyek pembangunan jalan tidak tertera kapan pekerjaan dimulai, kapan berakhir pekerjaan, dan berapa panjang Kilometer (Km) ruas jalan yang dibangun. Serta tidak ada tertera volume pembangunan jalan yang sedang berjalan dengan menelan biaya yang lumayan fantastis namun di lapangan terlihat tidak rapi, terlihat tidak layak dan diduga asal jadi.

Diduga pekerjaan dikerjakan tidak sesuai dengan teknis yang matang sesuai harapan, padahal seharusnya tujuan pembangunan ada hadir di tengah masyarakat demi kebutuhan dan sebagai sarana terpenting dalam kelangsungan hidup dan kehidupan ekonomi, sosial masyarakat. Sehingga keberadaan pembangunan ruas jalan dengan kondisi alam penghujan belakangan ini diperlukan, guna pembangunan ruas jalan karena banyak masyarakat ingin melintas harus melalui areal lereng bukit dan anak-anak sungai yang notabene rawan longsor saat hujan datang.

Baca Juga :  Nakes Seser Remaja, Murid SMK Dwiguna Kampung Pajak Disuntik Vaksin Sinovac

Saat wartawan Pojokredaksi.com ingin melakukan konfirmasi kepada para pekerja pembangunan ruas jalan Aek Kota Batu – Batas Tobasa di Labuhanbatu Utara ini, seakan mereka menghindar sehingga tidak dapat dimintai keterangan. Bahkan ada pekerja yang tidak mau disebutkan namanya menjawab “kami hanya sebatas pekerja yang diupah,” dan mereka mengarahkan wartawan untuk langsung bertanya atau mengkonfirmasi kepada pengawas yang sedang melihat alat berat beroperasi, berjarak ± 1 Km dari tempat mereka bekerja.

Seseorang yang mengaku menyebutkan namanya Hasibuan mengatakan, “darimana, dari media ya?” Hasibuan bertanya dengan sikapnya seperti alergi dengan media serta sikap cuek saat dikonfirmasi awak media. Sabtu (26/9/2021).

Setelah dijawab dan wartawan ingin melakukan konfirmasi terkait mekanisme tentang pembuatan ruas jalan, dan mengapa banyak material di badan jalan berserakan akibat cuaca penghujan serta terjadi banyak longsor di sepanjang ruas jalan yang sedang dikerjakan yang sampai menutupi paret-paret beton aliran air dibahu jalan, namun Hasibuan menghindar.

Melihat Hasibuan enggan dikonfirmasi, awak media melanjutkan pemantauannya terhadap pembangunan ruas jalan yang sedang berjalan dikerjakan, dan sempat bertanya dengan pekerja lain atau sopir penyedia material pembangunan jalan mengatakan, ”sudah memang begitu perintah Dinas PUnya bang, kalau mau tau tanyak aja Dinas PU langsung bang,” mencoba mejelaskan pada wartawan sambil mengemudikan mobil Cevrolet berisi bahan material.

Kemudian wartawan mencoba mengkonfirmasi warga tentang pendapat dan penilaian mereka atas Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan, masyarakat Utte Mukur yang tidak mau disebutkan namannya mengatakan, “Pekerjaan mereka ini terkesan berulang-ulang dan tidak siap-siap, karena kalu ada jalan yang sedang dikerjai mereka itu longsor ditinggal dulu, kemudian mencari kira-kira yang agak keras areal jalan itu, lalu mereka kerja disitu dan tidak kayak mengerjakan sesuai ketentuan, tapi kita sebagai warga hanya bisa melihat saja dan tidak terlalu faham atas kerjaan mereka.” Ucap warga Utte Mukur menjelaskan.

Baca Juga :  KPAI Membangun Kerjasama dengan Yayasan yang Peduli Terhadap Perlindungan Anak di Labura

Warga Utte Mukur menganggap pekerjaan yang dikerjakan itu terlau bertele-tele dan lambat mengingat waktu pelaksanaan 180 hari kelender sesuai diplang Proyek, dan pekerjaan sudah dikerjakan mulai awal Ramadhan 1443 H yang lalu sampai sekarang. Kemudian diduga pada Mei 2021 sampai September 2021 hingga saat berita ini ditulis, dengan melihat kondisi dan keberadaan jalan masih panjang ruas jalan yang belum dikerjakan, kemungkinan sampai waktu yang tertera di papan proyek tidak terkejar target waktu penyelesaian proyek yang tinggal ± 1 ½ bulan lagi. Juga jika dihitung mulai pekerjaan proyek berjalan, serta jarak tempuh pembangunan tersebut masih sampai batas simpang PT. Selli, yang mana dari tempat tersebut ke batas target pekerjaan Tobasa bisa mencapai ±20 kilometer lagi.

(Tono Tambunan)

POJOKREDAKSI.COM

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *